Skema reksa dana saham sangat populer karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kategori reksa dana lainnya. Pada bulan Januari 2024, arus masuk ke reksa dana saham mencapai ₹ 21.781 crore, yang jelas menunjukkan popularitas dana saham di India. Namun, sisi lain dari tingginya keuntungan yang ditawarkan oleh reksa dana saham adalah paparan terhadap risiko yang lebih tinggi. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana berinvestasi dalam ekuitas dengan mempertimbangkan selera risiko dan toleransi risiko seseorang.
Apa yang dimaksud dengan 'selera risiko' dan 'toleransi risiko'?
Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian; namun, maksudnya tidak sama. Seorang investor mulai merencanakan investasinya dana ekuitas dengan mengidentifikasi tujuan investasi. Penting untuk dicatat bahwa setiap perencanaan investasi berkisar pada tujuan investasi, dan perencanaan risiko juga demikian. “Selera risiko” individu atau organisasi adalah jumlah risiko minimum yang bersedia mereka ambil untuk mencapai tujuan investasinya. Untuk menyederhanakannya lebih lanjut, ini adalah “risiko yang dapat diterima” yang dapat diambil oleh individu atau organisasi saat melakukan investasi. Namun, “toleransi risiko” didefinisikan sebagai penyimpangan yang dapat diterima dari tingkat yang ditetapkan oleh selera risiko dan tujuan investasi. Dalam istilah yang lebih sederhana, toleransi risiko menetapkan batasan risiko, sedangkan selera risiko adalah jumlah risiko minimal yang dapat diambil oleh investor.
Bagaimana merencanakan selera risiko dan toleransi risiko saat berinvestasi di reksa dana saham?
Berikut adalah prosedur bertahap yang dapat diikuti investor untuk merencanakan selera risiko dan toleransi risiko:
- Memperbaiki tujuan investasi: Bahkan dalam kasus investor perorangan, langkah terpenting adalah menetapkan tujuan investasi. Tujuan mereka bisa saja menabung untuk membeli mobil atau menabung untuk masa pensiun.
- Menentukan selera risiko: Selera risiko merupakan ukuran subjektif dan berbeda-beda bagi setiap investor. Hal ini dipengaruhi oleh pendapatan investor, tanggung jawab keuangan dan faktor-faktor lain seperti rasio hutang terhadap pendapatan.
- Mengevaluasi toleransi risiko: Mengevaluasi toleransi risiko seseorang lebih mudah karena bergantung pada jangka waktu investor, kebutuhan likuiditas, dan ketahanan psikologis. Investor muda umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih tinggi dibandingkan investor yang lebih berpengalaman.
- Menilai ulang secara teratur dan melakukan diversifikasi: Seseorang harus terus menilai kembali portofolio investasinya untuk memeriksa apakah portofolio tersebut sejalan dengan tujuan investasinya dan melakukan diversifikasi jika perlu.
- Menggunakan kalkulator SIP reksa dana untuk menganalisis dana seseorang: Kalkulator SIP adalah alat online gratis yang membantu investor merencanakan investasi reksa dana SIP mereka. Investor reksa dana saham dapat menggunakan alat ini untuk menghitung imbal hasil reksa dana pada saat jatuh tempo. Mereka juga dapat menggunakannya untuk membandingkan keuntungan yang ditawarkan oleh dua skema reksa dana atau memutuskan jumlah investasi dan jangka waktu yang ideal untuk investasi reksa dana saham mereka.
Mengidentifikasi toleransi risiko dan selera risiko merupakan langkah penting dalam prosedur penilaian risiko yang harus diikuti oleh semua investor untuk meningkatkan keuntungan mereka. Menggunakan sebuah kalkulator SIP reksa dana juga dapat membantu investor memperkirakan kapasitas pengambilan risiko mereka.